MI MIFTAHUL HUDA JATIROTO KAYEN PATI JAWA TENGAH

permendiknas no 59 tahun 2011


SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 59 TAHUN 2011

TENTANG

KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :          bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 65 ayat (6), Pasal
67 ayat (3), dan Pasal 72 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor    19       Tahun              2005 tentang            Standar   Nasional Pendidikan,                 perlu                menetapkan Peraturan           Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan  tentang  Kriteria  Kelulusan Peserta  Didik  dari Satuan  Pendidikan  dan Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional;

Mengingat      :    1.  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan                    Nasional    (Lembaran   Negara    Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2.  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar                Nasional    Pendidikan    (Lembaran    Negara Republik Indonesia Tahun 2005  Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

3.  Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan   dan                        Penyelenggaraan                Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17       Tahun             2010            tentang             Pengelolaan   dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun
2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1
 
5157);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan     dan                        Organisasi           Kementerian   Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011;
5.  Peraturan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan                          Kabinet      Indonesia      Bersatu      II sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56/P Tahun 2011;
6.  Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011 tentang
Penunjukan Pejabat Menteri;
7.  Peraturan Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor   22
Tahun   2006    tentang   Standar   Isi    untuk    Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
8.  Peraturan Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor   23
Tahun  2006  tentang  Standar  Kompetensi   Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
9.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun
2007     tentang     Pelaksanaan     Peraturan     Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan      untuk           Satuan             Pendidikan               Dasar            dan Menengah;
10. Peraturan Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor   20
Tahun  2007  tentang  Standar  Penilaian  Pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.


MEMUTUSKAN:
Menetapkan   :    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN  DAN PENYELENGGARAAN  UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1
2
 
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.      Satuan  pendidikan  adalah  satuan  pendidikan  dasar  dan         menengah yang  meliputi  Sekolah  Dasar/Madrasah  Ibtidaiyah  (SD/MI),  Sekolah Dasar    Luar  Biasa (SDLB),            Sekolah          Menengah         Pertama/Madrasah Tsanawiyah     (SMP/MTs), Sekolah            Menengah      Pertama Luar   Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2.      Jenjang    pendidikan   adalah    tahapan   pendidikan   yang    ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.


3.      Ujian  Sekolah/Madrasah  selanjutnya  disebut  US/M  adalah  kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh sekolah/madrasah  untuk  semua  mata pelajaran  pada  kelompok  ilmu pengetahuan dan teknologi.

4.      Ujian    Nasional    yang     selanjutnya   disebut     UN    adalah    kegiatan pengukuran   dan  penilaian   pencapaian   kompetensi   lulusan   secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

5.      UN Susulan adalah ujian nasional yang diselenggarakan  bagi peserta didik  yang  berhalangan  mengikuti  UN  karena  alasan  tertentu  dan disertai bukti yang sah.

6.      Ujian kompetensi keahlian adalah ujian nasional yang terdiri atas ujian teori dan ujian praktik kejuruan.

7.      Nilai  Sekolah/Madrasah  selanjutnya  disebut  Nilai  S/M  adalah  nilai gabungan  antara  nilai  ujian  sekolah/madrasah   dan  nilai  rata-rata rapor.

8.      Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang diperoleh peserta didik pada UN.

9.      Nilai Akhir yang selanjutnya disebut NA adalah nilai gabungan antara Nilai S/M dari setiap mata pelajaran  yang diujinasionalkan  dan Nilai UN.

10.  Kriteria   kelulusan   adalah   persyaratan   pencapaian   minimal   untuk dinyatakan lulus.

11. BSNP  adalah  Badan  Standar  Nasional  Pendidikan  yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

12.  Kisi-kisi soal UN adalah acuan dalam pengembangan dan perakitan soal UN  yang  disusun  berdasarkan  Standar  Kompetensi  dan  Kompetensi Dasar dalam Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

13.  Lembar jawaban UN yang selanjutnya  disebut LJUN adalah lembaran kertas yang digunakan oleh peserta didik untuk menjawab soal UN.

14.  Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disebut SKHUN adalah  surat  keterangan   yang  berisi  Nilai  S/M  dari  setiap  mata pelajaran yang diujinasionalkan, Nilai UN, dan NA.

15.  Prosedur operasi standar yang selanjutnya disebut POS adalah urutan langkah baku yang mengatur teknis pelaksanaan UN dan US/M.

16.  Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

3
 
17.  Menteri    adalah    Menteri    Pendidikan    dan    Kebudayaan    Republik
Indonesia.
18.  Perguruan  Tinggi  adalah  perguruan  tinggi negeri  yang ditetapkan  oleh BSNP  berdasarkan  rekomendasi  dari  Majelis  Rektor  Perguruan  Tinggi Negeri Indonesia.

19.  Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

20.  Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.


BAB II
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN Pasal 2
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas:

1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3) kelompok mata pelajaran estetika, dan

4) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;

c. lulus  US/M  untuk  kelompok  mata  pelajaran  ilmu  pengetahuan  dan teknologi; dan

d. lulus UN.
Pasal 3


Kriteria  penyelesaian  seluruh  program  pembelajaran  oleh  peserta  didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a:

a. untuk SD/MI dan SDLB telah menyelesaikan proses pembelajaran dari kelas I sampai dengan kelas VI;

b. untuk SMP/MTs dan SMPLB  telah menyelesaikan proses pembelajaran dari kelas VII sampai dengan kelas IX;

c.  untuk    SMA/MA,    SMALB,    dan    SMK    telah    menyelesaikan   proses pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII.


4
 
Pasal 4

Kriteria perolehan nilai baik untuk 4 (empat) kelompok mata pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

Pasal 5


(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari US/M untuk semua mata pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing berdasarkan perolehan Nilai S/M.

(2) Nilai   S/M    sebagaimana   dimaksud    pada    ayat    (1)    diperoleh    dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor:

a.  untuk  SD/MI  dan  SDLB  semester  7  (tujuh)  sampai  dengan  11 (sebelas);

b.  untuk SMP/MTs,  dan SMPLB semester  1 (satu) sampai  dengan 5 (lima);

c.   untuk  SMA/MA  dan  SMALB  semester  3  (tiga)  sampai  dengan  5 (lima);

d.  untuk SMK semester 1 (satu) sampai dengan 5 (lima);

dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M  dan 40% untuk nilai rata- rata rapor.


Pasal 6


(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari UN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf d:

a.  SD/MI dan SDLB ditetapkan  oleh satuan pendidikan  dalam rapat dewan guru;

b.  SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dikembangkan  oleh
BSNP dan ditetapkan oleh Menteri;

berdasarkan perolehan NA.

(2) NA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari nilai gabungan antara Nilai S/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan  dan Nilai UN,         dengan  pembobotan  40%  untuk  Nilai S/M dari mata  pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.

(3) Peserta   didik    SMP/MTs,    SMPLB,    SMA/MA,    SMALB,    dan    SMK dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua NA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0  (empat koma nol).


5
 
Pasal 7

Kelulusan  peserta  didik  dari  satuan  pendidikan  ditetapkan  oleh  setiap satuan               pendidikan    yang    bersangkutan    dalam    rapat    dewan    guru berdasarkan kriteria kelulusan sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 2.

BAB III
PERSYARATAN PESERTA DIDIK MENGIKUTI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL

Pasal 8

(1)   Persyaratan peserta didik mengikuti US/M dan UN:

a. telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu, dan

b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada suatu jenjang pendidikan  di satuan  pendidikan  tertentu  mulai  semester  I tahun pertama sampai dengan semester I tahun terakhir.

(2)   Ketentuan  tentang  persyaratan  peserta  didik sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam POS US/M atau POS UN.


BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK
DALAM UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL Pasal 9

(1) Hak peserta didik dalam US/M dan  UN:

a. setiap  peserta  didik  yang  memenuhi  syarat  sebagaimana  dimaksud pada  Pasal 8 berhak mengikuti US/M dan UN.

b. setiap  peserta  didik  tunanetra,  tunarungu,  tunadaksa  ringan,  dan tunalaras yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada  Pasal 8 berhak mengikuti US/M dan UN.

c. peserta didik yang karena alasan tertentu dengan disertai bukti yang sah berhalangan mengikuti UN dapat mengikuti UN Susulan.

d. peserta didik yang tidak lulus US/M dan UN dapat mengikuti US/M dan  UN  tahun  berikutnya  sesuai  dengan  persyaratan  yang  diatur dalam POS US/M atau POS UN.

(2) Ketentuan mengenai  hak dan kewajiban peserta didik dalam US/M dan
UN diatur lebih lanjut dalam POS US/M atau POS UN.



BAB V
6
 
PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH Pasal 10

Setiap  satuan  pendidikan  menyelenggarakan   US/M  untuk  semua  mata pelajaran.
US/M dilaksanakan  oleh satuan pendidikan masing-masing  sesuai dengan POS US/M yang ditetapkan oleh satuan pendidikan                           di bawah   koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kantor Kementerian Agama.


Pasal 12

US/M untuk satuan pendidikan diselenggarakan  sebelum penyelenggaraan UN sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.


Pasal 13


(1) Nilai   S/M   semua    mata    pelajaran   diserahkan   oleh    setiap   satuan pendidikan kepada BSNP.

(2) Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA,  SMALB,  dan  SMK  diterima  oleh  BSNP  paling  lambat  tujuh hari sebelum penyelenggaraan UN.

(3) Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk SD/MI dan SDLB diterima oleh penyelenggara UN SD/MI dan SDLB tingkat provinsi paling lambat tujuh hari sebelum penyelenggaraan UN.

(4) Ketentuan mengenai penyerahan dan penerimaan Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.



Pasal 14

Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan  US/M diatur dalam POS US/M yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.


BAB VI PENYELENGGARAAN  UJIAN NASIONAL

7
 
Pasal 15

BSNP  menyelenggarakan   UN  bekerja  sama  dengan  instansi  terkait  di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.

(1) BSNP    memberikan    wewenang   kepada    pemerintah   daerah    dalam penyelenggaraan  dan  pengawasan  UN  SD/MI,  SDLB,  SMP/MTs,                        dan SMPLB.
(2) BSNP memberikan wewenang kepada Perguruan Tinggi dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan  dan pengawasan  UN SMA/MA,  SMALB dan SMK.
(3) Ketentuan   mengenai   ruang  lingkup  wewenang   penyelenggaraan   UN sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.


Pasal 17


(1)    UN dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu tahun.
(2)    UN untuk SMA/MA, SMALB, dan SMK dilaksanakan pada bulan April. (3)    UN Susulan untuk SMA/MA, SMALB, dan SMK dilaksanakan setelah
UN SMA/MA, SMALB, dan SMK.

(4)    Ujian kompetensi keahlian kejuruan untuk SMK dilaksanakan paling lambat  satu  bulan  sebelum  penyelenggaraan  UN  SMA/MA,  SMALB, dan SMK.

(5)    Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan SMA/MA, SMALB, dan SMK  diumumkan  oleh satuan  pendidikan  paling  lambat  satu  bulan setelah penyelenggaraan UN SMA/MA, SMALB, dan SMK.

(6)    UN  untuk  SMP/MTs  dan  SMPLB  dilaksanakan  pada  bulan  April setelah UN SMA/MA, SMALB, dan SMK.

(7)    UN  susulan  untuk  SMP/MTs  dan  SMPLB  dilaksanakan  setelah  UN SMP/MTs dan SMPLB.

(8)    Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan SMP/MTs dan SMPLB diumumkan oleh satuan pendidikan paling lambat satu bulan setelah penyelenggaraan UN SMP/MTs dan SMPLB.

(9)    UN untuk SD/MI dan SDLB dilaksanakan pada  bulan Mei.

(10) UN susulan untuk SD/MI dan SDLB dilaksanakan setelah UN SD/MI
8
 
dan SDLB  .

(11) Kelulusan  peserta  didik  dari  satuan  pendidikan  SD/MI  dan  SDLB diumumkan oleh satuan pendidikan paling lambat lima minggu setelah penyelenggaraan UN SD/MI dan SDLB.
Mata pelajaran yang diujikan pada UN:

a. SMA/MA  Program  Ilmu Pengetahuan  Alam meliputi  Bahasa  Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi;

b. SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Matematika, Sosiologi, dan Geografi;

c. SMA/MA  Program  Bahasa  meliputi  Bahasa  Indonesia,  Bahasa  Inggris, Bahasa Asing sesuai dengan pilihan sekolah/madrasah, Matematika, Antropologi, dan Sastra Indonesia;

d. MA  Program  Keagamaan  meliputi  Bahasa  Indonesia,  Bahasa  Inggris, Tafsir, Matematika, Fikih, dan Hadis;

e. SMK  meliputi     Bahasa  Indonesia,  Bahasa  Inggris,  Matematika,  dan kompetensi keahlian kejuruan;

f. SMALB meliputi  Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika;

g. SMP/MTs,   dan   SMPLB    meliputi   Bahasa   Indonesia,   Bahasa   Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

h. SD/MI  dan  SDLB  meliputi  Bahasa  Indonesia,  Matematika,  dan  Ilmu
Pengetahuan Alam.


Pasal 19


(1) Kompetensi  keahlian  kejuruan  sebagaimana  dimaksud  dalam Pasal 18 huruf e terdiri atas teori kejuruan dan praktik kejuruan.

(2) Ujian  teori  kejuruan  SMK  diselenggarakan   oleh  Dinas  Pendidikan
Provinsi.

(3) Ujian  praktik  kejuruan  SMK  dilaksanakan   oleh  satuan  pendidikan masing-masing bersama dunia industri dan/atau asosiasi profesi.

(4) Ketentuan  mengenai  ujian kompetensi  keahlian  kejuruan  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.


Pasal 20

Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan UN wajib menjaga kejujuran, kerahasiaan, keamanan, dan kelancaran penyelenggaraan UN.


Pasal 21

9
 
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi UN.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memetakan hasil UN pada tingkat sekolah/madrasah, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.


BAB VII
BAHAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL Pasal 23

(1) Satuan pendidikan menyusun naskah soal US/M   berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(2) Penyelenggara  Tingkat  Pusat  menyusun  naskah  soal  UN  berdasarkan Standar  Kompetensi  dan  Kompetensi  Dasar  dalam  Standar  Isi  sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

(3) Naskah  soal UN sebelum  digunakan  diklasifikasikan  sebagai  dokumen negara.


Pasal 24


(1) Kisi-kisi  soal  US/M  disusun  berdasarkan   Standar  Kompetensi   dan
Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(2) Kisi-kisi   soal    UN    disusun   berdasarkan   Standar   Kompetensi   dan Kompetensi  Dasar sebagaimana  tercantum  dalam lampiran   Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(3) Kisi-kisi soal US/M sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

(4) Kisi-kisi  soal  UN  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  disusun  dan ditetapkan oleh BSNP.

(5) Ketentuan tentang penyiapan, penggandaan, dan distribusi bahan US/M diatur lebih lanjut dalam POS US/M yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

(6) Ketentuan  tentang  penyiapan,  penggandaan,  dan  distribusi  bahan  UN diatur lebih lanjut dalam POS Pencetakan yang ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


10
 
Pasal 25


(1) Penggandaan  dan  pendistribusian  naskah  soal  US/M  SD/MI,  SDLB, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dilakukan oleh satuan pendidikan masing-masing.
(2) Pencetakan dan pendistribusian bahan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(3) Ketentuan mengenai pencetakan dan pendistribusian  bahan UN diatur lebih  lanjut  dalam  POS                          Pencetakan  yang  ditetapkan  oleh  Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.



BAB VIII
BIAYA UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL Pasal 26

(4) Biaya penyelenggaraan US/M menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah dan  satuan pendidikan yang bersangkutan.

(5) Biaya  penyelenggaraan   UN  menjadi  tanggungjawab  Pemerintah  dan
Pemerintah Daerah.


Pasal 27

Pemerintah,   Pemerintah    Daerah,    dan     satuan    pendidikan    dilarang memungut   biaya                     penyelenggaraan               UN     dari    peserta    didik,    orang tua/walinya, dan/atau pihak yang membiayainya.




BAB IX SANKSI

Pasal 28


(1) Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terbukti secara sah melakukan  pelanggaran  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  21, akan      diproses       dan           dikenakan         sanksi          sesuai    dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan mengenai pelanggaran  sebagaimana  dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.

11
 
(3) Ketentuan mengenai sanksi pelanggaran pelaksanaan US/M diatur lebih lanjut dalam POS US/M.










BAB X PENUTUP

Pasal 29

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar    setiap     orang    mengetahuinya,    memerintahkan     pengundangan Peraturan   Menteri   ini                dengan penempatannya    dalam    Berita   Negara Republik Indonesia.



Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desember 2011

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH



Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Desember 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 841

12