SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 59 TAHUN 2011
TENTANG
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN
DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN
NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang  :          bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 65 ayat (6), Pasal
67 ayat (3), dan Pasal 72 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor    19       Tahun              2005  tentang            Standar   Nasional Pendidikan,                 perlu                menetapkan  Peraturan           Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan
 tentang  Kriteria  Kelulusan Peserta  Didik  dari Satuan  Pendidikan  dan
Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional;
Mengingat      :    1.  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan                    Nasional    (Lembaran   Negara    Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2.
 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
               Nasional    Pendidikan    (Lembaran
   Negara Republik Indonesia Tahun 2005  Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3.
 Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan   dan                        Penyelenggaraan                Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010
tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor  17       Tahun             2010            tentang             Pengelolaan   dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun
2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Nomor
  
  | 
 
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
    dan                        Organisasi           Kementerian   Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011;
5.
 Peraturan
Presiden Nomor 84/P
Tahun 2009 mengenai Pembentukan                          Kabinet      Indonesia      Bersatu
     II sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56/P Tahun 2011;
6.  Keputusan Presiden
Nomor 59/P Tahun 2011 tentang
Penunjukan
Pejabat Menteri;
7.  Peraturan  Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor 
 22
Tahun   2006    tentang
  Standar   Isi    untuk    Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
8.  Peraturan  Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor 
 23
Tahun
 2006  tentang  Standar  Kompetensi   Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
9.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun
2007     tentang     Pelaksanaan     Peraturan
    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan      untuk
          Satuan             Pendidikan               Dasar            dan Menengah;
10. Peraturan  Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor 
 20
Tahun
 2007  tentang
 Standar
 Penilaian  Pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan   :    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN 
DAN PENYELENGGARAAN  UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL.
BAB
I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
  
  | 
 
1.      Satuan  pendidikan  adalah  satuan  pendidikan
 dasar  dan
        menengah yang  meliputi
 Sekolah
 Dasar/Madrasah
 Ibtidaiyah
 (SD/MI),
 Sekolah Dasar    Luar   Biasa
 (SDLB),            Sekolah          Menengah         Pertama/Madrasah Tsanawiyah     (SMP/MTs),  Sekolah            Menengah      Pertama  Luar   Biasa
(SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2.      Jenjang    pendidikan   adalah    tahapan   pendidikan
  yang    ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
3.      Ujian  Sekolah/Madrasah  selanjutnya
 disebut  US/M
 adalah  kegiatan
pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan oleh sekolah/madrasah
 untuk
 semua
 mata pelajaran
 pada  kelompok  ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.      Ujian    Nasional    yang     selanjutnya   disebut     UN    adalah    kegiatan pengukuran   dan  penilaian   pencapaian   kompetensi   lulusan   secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi.
5.      UN Susulan
adalah ujian nasional yang diselenggarakan
 bagi peserta
didik  yang  berhalangan
 mengikuti
 UN 
karena  alasan  tertentu  dan disertai bukti yang sah.
6.      Ujian kompetensi keahlian adalah ujian nasional yang terdiri atas ujian teori dan ujian praktik kejuruan.
7.      Nilai
 Sekolah/Madrasah
 selanjutnya  disebut
 Nilai  S/M  adalah
 nilai gabungan
 antara
 nilai
 ujian
 sekolah/madrasah   dan  nilai  rata-rata rapor.
8.      Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang diperoleh peserta didik pada UN.
9.      Nilai Akhir yang selanjutnya disebut
NA adalah nilai gabungan antara Nilai S/M dari setiap mata pelajaran
 yang diujinasionalkan
 dan Nilai
UN.
10.  Kriteria   kelulusan   adalah   persyaratan   pencapaian   minimal   untuk dinyatakan lulus.
11. BSNP
 adalah  Badan  Standar  Nasional  Pendidikan  yang
dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
12.  Kisi-kisi soal UN adalah acuan dalam pengembangan dan perakitan soal UN  yang  disusun  berdasarkan  Standar
 Kompetensi
 dan
 Kompetensi
Dasar dalam Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13.  Lembar jawaban UN yang selanjutnya  disebut LJUN adalah lembaran
kertas yang digunakan oleh peserta didik untuk menjawab soal UN.
14.  Surat Keterangan
Hasil Ujian Nasional yang
selanjutnya disebut SKHUN adalah  surat  keterangan   yang  berisi
 Nilai
 S/M
 dari  setiap
 mata pelajaran yang diujinasionalkan, Nilai UN, dan NA.
15.  Prosedur operasi standar yang selanjutnya disebut POS adalah urutan
langkah baku yang mengatur teknis pelaksanaan UN dan US/M.
16.  Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
  
  | 
 
Indonesia.
18.  Perguruan  Tinggi  adalah
 perguruan  tinggi negeri  yang ditetapkan  oleh BSNP
 berdasarkan  rekomendasi  dari  Majelis  Rektor
 Perguruan  Tinggi Negeri Indonesia.
19.  Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
20.  Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,
atau Pemerintah Kota.
BAB II
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN Pasal 2
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas:
1) kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia;
2) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan
dan kepribadian;
3) kelompok mata pelajaran estetika, dan
4) kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus
 US/M
 untuk
 kelompok  mata
 pelajaran
 ilmu
 pengetahuan
 dan teknologi; dan
d. lulus UN.
Pasal 3
Kriteria
 penyelesaian
 seluruh  program
 pembelajaran
 oleh
 peserta
 didik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf a:
a. untuk SD/MI dan SDLB telah menyelesaikan
proses pembelajaran dari kelas I sampai dengan kelas VI;
b.
untuk SMP/MTs dan SMPLB
 telah menyelesaikan proses pembelajaran
dari kelas VII sampai dengan kelas IX;
c.  untuk    SMA/MA,    SMALB,    dan    SMK    telah    menyelesaikan
  proses pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII.
  
  | 
 
Kriteria perolehan nilai baik untuk 4 (empat) kelompok mata pelajaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf b ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing.
Pasal 5
(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari US/M untuk semua mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c
ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing berdasarkan perolehan Nilai S/M.
(2)
Nilai   S/M    sebagaimana
  dimaksud    pada    ayat    (1)    diperoleh    dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor:
a.
 untuk
 SD/MI
 dan
 SDLB
 semester
 7
 (tujuh)
 sampai
 dengan
 11 (sebelas);
b.
 untuk SMP/MTs,
 dan SMPLB semester  1 (satu) sampai
 dengan 5 (lima);
c.   untuk  SMA/MA  dan  SMALB
 semester
 3
 (tiga)  sampai
 dengan  5 (lima);
d.  untuk SMK semester 1 (satu) sampai dengan 5 (lima);
dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M  dan
40% untuk nilai rata- rata rapor.
Pasal 6
(1)
Kriteria kelulusan
peserta didik
dari UN sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 2 huruf d:
a.
 SD/MI dan SDLB ditetapkan
 oleh satuan pendidikan  dalam
rapat dewan guru;
b.  SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA,
SMALB, dan SMK dikembangkan
 oleh
BSNP dan ditetapkan oleh Menteri;
berdasarkan
perolehan NA.
(2)
NA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diperoleh dari nilai gabungan antara Nilai S/M dari mata pelajaran
yang diujinasionalkan  dan Nilai UN,
        dengan  pembobotan
 40%
 untuk
 Nilai S/M dari mata  pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.
(3)
Peserta   didik    SMP/MTs,    SMPLB,    SMA/MA,    SMALB,    dan    SMK dinyatakan lulus UN
apabila nilai rata-rata dari semua NA
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0
 (empat koma nol).
  
  | 
 
Kelulusan  peserta  didik  dari 
satuan  pendidikan  ditetapkan  oleh 
setiap satuan               pendidikan    yang    bersangkutan    dalam    rapat    dewan    guru berdasarkan kriteria kelulusan sebagaimana
 dimaksud dalam Pasal 2.
BAB III
PERSYARATAN PESERTA DIDIK MENGIKUTI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH
DAN UJIAN NASIONAL
Pasal 8
(1)   Persyaratan peserta didik mengikuti US/M dan UN:
a.
telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada suatu jenjang
pendidikan di satuan pendidikan tertentu, dan
b.
memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada suatu jenjang pendidikan  di satuan  pendidikan  tertentu
 mulai  semester  I tahun pertama sampai dengan semester I tahun terakhir.
(2)
  Ketentuan  tentang
 persyaratan  peserta
 didik sebagaimana  dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam POS US/M atau POS UN.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK
DALAM UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL
Pasal 9
(1) Hak peserta didik dalam US/M dan  UN:
a. setiap  peserta  didik
 yang  memenuhi
 syarat
 sebagaimana  dimaksud pada  Pasal 8 berhak mengikuti US/M dan UN.
b. setiap
 peserta  didik
 tunanetra,  tunarungu,  tunadaksa
 ringan,
 dan tunalaras yang
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
pada  Pasal 8 berhak mengikuti US/M dan UN.
c. peserta
didik yang karena alasan tertentu dengan disertai bukti yang sah berhalangan mengikuti UN dapat mengikuti
UN Susulan.
d.
peserta didik yang tidak lulus US/M dan UN dapat mengikuti US/M dan  UN  tahun  berikutnya  sesuai
 dengan  persyaratan  yang
 diatur dalam POS US/M atau POS UN.
(2) Ketentuan mengenai
 hak dan kewajiban peserta didik dalam US/M dan
UN diatur lebih lanjut dalam POS US/M atau POS UN.
BAB V
  
  | 
 
Setiap
 satuan
 pendidikan
 menyelenggarakan   US/M
 untuk  semua
 mata pelajaran.
US/M dilaksanakan  oleh satuan pendidikan masing-masing
 sesuai dengan POS US/M yang ditetapkan oleh satuan pendidikan                           di bawah   koordinasi Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kantor Kementerian Agama.
Pasal 12
US/M
untuk satuan pendidikan diselenggarakan
 sebelum penyelenggaraan UN
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pasal 13
(1) Nilai   S/M   semua    mata    pelajaran   diserahkan   oleh    setiap   satuan pendidikan kepada BSNP.
(2)
Nilai S/M sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
untuk SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA,
 SMALB,
 dan 
SMK  diterima
 oleh
 BSNP  paling
 lambat  tujuh hari sebelum penyelenggaraan UN.
(3)
Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk SD/MI dan SDLB diterima oleh penyelenggara UN
SD/MI dan SDLB tingkat provinsi paling lambat tujuh hari sebelum penyelenggaraan UN.
(4)
Ketentuan mengenai penyerahan dan penerimaan Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 14
Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan 
US/M diatur dalam POS US/M yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
BAB VI PENYELENGGARAAN
 UJIAN NASIONAL
  
  | 
 
BSNP  menyelenggarakan   UN
 bekerja  sama  dengan
 instansi  terkait
 di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi,
Pemerintah Kabupaten/Kota,
dan satuan pendidikan.
(1) BSNP    memberikan    wewenang   kepada    pemerintah   daerah    dalam penyelenggaraan
 dan  pengawasan  UN
 SD/MI,  SDLB,
 SMP/MTs,                        dan SMPLB.
(2) BSNP memberikan wewenang kepada Perguruan Tinggi dan
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
 dan pengawasan  UN SMA/MA,  SMALB dan SMK.
(3) Ketentuan   mengenai  
ruang  lingkup  wewenang   penyelenggaraan   UN sebagaimana
 dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 17
(1)    UN dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu tahun.
(2)    UN untuk SMA/MA, SMALB, dan SMK dilaksanakan pada bulan April. (3)    UN Susulan untuk SMA/MA, SMALB, dan SMK dilaksanakan setelah
UN SMA/MA,
SMALB, dan SMK.
(4)
   Ujian kompetensi keahlian kejuruan untuk SMK dilaksanakan paling lambat  satu  bulan  sebelum
 penyelenggaraan  UN 
SMA/MA,  SMALB,
dan SMK.
(5)
   Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan SMA/MA,
SMALB, dan SMK  diumumkan  oleh satuan  pendidikan  paling  lambat  satu  bulan
setelah penyelenggaraan UN SMA/MA, SMALB, dan SMK.
(6)
   UN  untuk  SMP/MTs  dan  SMPLB  dilaksanakan  pada  bulan  April
setelah UN SMA/MA, SMALB, dan SMK.
(7)
   UN  susulan  untuk
 SMP/MTs
 dan
 SMPLB
 dilaksanakan  setelah  UN SMP/MTs dan SMPLB.
(8)
   Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan SMP/MTs dan SMPLB diumumkan oleh
satuan pendidikan paling lambat satu bulan setelah penyelenggaraan UN SMP/MTs dan SMPLB.
(9)    UN untuk SD/MI dan SDLB dilaksanakan
pada  bulan
Mei.
(10) UN susulan untuk SD/MI dan SDLB dilaksanakan setelah UN SD/MI
  
  | 
 
(11) Kelulusan  peserta  didik  dari
 satuan  pendidikan
 SD/MI
 dan  SDLB diumumkan oleh satuan pendidikan paling lambat lima minggu setelah
penyelenggaraan UN SD/MI dan SDLB.
Mata pelajaran yang diujikan pada UN:
a. SMA/MA  Program
 Ilmu Pengetahuan
 Alam meliputi  Bahasa  Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi;
b.
SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Ekonomi, Matematika, Sosiologi, dan Geografi;
c.
SMA/MA  Program  Bahasa  meliputi  Bahasa  Indonesia,
 Bahasa
 Inggris, Bahasa Asing sesuai dengan pilihan sekolah/madrasah, Matematika, Antropologi, dan Sastra Indonesia;
d. MA  Program
 Keagamaan
 meliputi  Bahasa
 Indonesia,  Bahasa  Inggris, Tafsir, Matematika,
Fikih, dan Hadis;
e. SMK  meliputi     Bahasa  Indonesia,
 Bahasa  Inggris,  Matematika,
 dan kompetensi keahlian kejuruan;
f. SMALB meliputi  Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika;
g.
SMP/MTs,   dan   SMPLB    meliputi
  Bahasa   Indonesia,   Bahasa
  Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
h. SD/MI
 dan  SDLB
 meliputi  Bahasa
 Indonesia,  Matematika,  dan
 Ilmu
Pengetahuan
Alam.
Pasal 19
(1) Kompetensi  keahlian
 kejuruan  sebagaimana
 dimaksud  dalam Pasal 18 huruf e
terdiri atas teori kejuruan dan praktik kejuruan.
(2) Ujian
 teori  kejuruan
 SMK
 diselenggarakan 
 oleh
 Dinas  Pendidikan
Provinsi.
(3) Ujian  praktik
 kejuruan
 SMK
 dilaksanakan  
oleh  satuan  pendidikan masing-masing bersama dunia industri dan/atau asosiasi profesi.
(4) Ketentuan  mengenai  ujian kompetensi  keahlian  kejuruan  sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 20
Orang perseorangan, kelompok,
dan/atau lembaga yang
terlibat dalam penyelenggaraan UN wajib
menjaga kejujuran,
kerahasiaan, keamanan, dan kelancaran penyelenggaraan UN.
Pasal 21
  
  | 
 
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia memetakan hasil UN pada tingkat
sekolah/madrasah, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
BAB VII
BAHAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH
DAN UJIAN NASIONAL Pasal 23
(1) Satuan pendidikan menyusun naskah soal US/M   berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
(2) Penyelenggara
 Tingkat  Pusat
 menyusun  naskah
 soal  UN  berdasarkan Standar  Kompetensi  dan
 Kompetensi
 Dasar  dalam
 Standar
 Isi  sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
(3) Naskah
 soal UN sebelum  digunakan
 diklasifikasikan  sebagai  dokumen negara.
Pasal 24
(1) Kisi-kisi
 soal  US/M  disusun
 berdasarkan   Standar  Kompetensi   dan
Kompetensi
Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
(2) Kisi-kisi   soal    UN    disusun   berdasarkan   Standar   Kompetensi   dan Kompetensi
 Dasar sebagaimana  tercantum
 dalam lampiran   Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
(3)
Kisi-kisi soal US/M sebagaimana 
dimaksud pada ayat (1) disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
(4) Kisi-kisi  soal  UN  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat
 (2) 
disusun  dan ditetapkan oleh BSNP.
(5) Ketentuan tentang penyiapan, penggandaan, dan distribusi bahan US/M diatur lebih lanjut dalam POS US/M yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan.
(6)
Ketentuan  tentang  penyiapan,  penggandaan,  dan  distribusi
 bahan  UN diatur lebih lanjut dalam POS
Pencetakan yang ditetapkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  
  | 
 
(1) Penggandaan  dan  pendistribusian  naskah  soal
 US/M  SD/MI,  SDLB, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan
SMK dilakukan oleh satuan pendidikan masing-masing.
(2) Pencetakan dan pendistribusian bahan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan
SMK dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(3)
Ketentuan mengenai pencetakan dan pendistribusian  bahan UN diatur lebih  lanjut  dalam  POS                          Pencetakan  yang  ditetapkan
 oleh  Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB VIII
BIAYA UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL Pasal 26
(4) Biaya
penyelenggaraan
US/M menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah dan
 satuan pendidikan yang bersangkutan.
(5) Biaya  penyelenggaraan 
 UN
 menjadi  tanggungjawab
 Pemerintah
 dan
Pemerintah
Daerah.
Pasal 27
Pemerintah,    Pemerintah    Daerah,    dan     satuan    pendidikan
   dilarang memungut   biaya                     penyelenggaraan               UN     dari    peserta    didik,    orang tua/walinya, dan/atau pihak yang membiayainya.
BAB
IX SANKSI
Pasal 28
(1)
Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang
terbukti secara sah melakukan  pelanggaran
 sebagaimana  dimaksud
 dalam
 Pasal  21, akan      diproses       dan           dikenakan         sanksi
         sesuai    dengan  peraturan
perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai pelanggaran
 sebagaimana
 dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
  
  | 
 
BAB
X PENUTUP
Pasal 29
Peraturan
Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
   setiap     orang    mengetahuinya,    memerintahkan     pengundangan
Peraturan   Menteri   ini                dengan  penempatannya    dalam    Berita   Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desember 2011
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Desember 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 841
  
  |